Kamis, 26 Agustus 2010

Kalo sama tetangga saling ga akur gimana jadinya yaaaa.....

Jumat, 27/08/2010 07:45 WIB


Pemerintah Disarankan Konfrontasi Terbuka dengan Malaysia

Mega Putra Ratya - detikNews
Jakarta - Hubungan Indonesia-Malaysia kian memanas pasca penangkapan 3 petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) 13 Agustus lalu. Pemerintah disarankan melakukan konfrontasi terbuka jika jalur diplomasi tidak mampu berjalan efektif.

"Konfrontasi terbuka artinya tidak harus jalur diplomasi, jika mereka keluarkan travel advisory kita  juga keluarkan. Perusahaan Malaysia di Indonesia dibekukan, pilihan akhirnya bisa gelar senjata," ujar Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti saat berbincang dengan detikcom, Kamis (26/8/2010). Ray mendemo Kemlu 19 Agustus lalu untuk memprotes pembebasan 7 nelayan Malaysia yang mencuri ikan di perairan Indonesia.

Ray mengatakan saat ini Malaysia sudah jelas-jelas tidak merasa takut dengan Indonesia. Sudah seharusnya pemerintah melakukan sikap tegas terhadap Malaysia.

"Jika tidak tegas, maka akan membuktikan Malaysia tidak bisa diancam dan kita terlihat keok.
Kedua, secara tidak sadar kita mengatakan bahwa daerah di mana polisi kita menangkap 7 nelayan Malaysia adalah daerah sengketa, sehingga kita mengabaikan batas lautan kita," paparnya.

Menurut Ray, jika hal ini terus berlanjut, secara tidak sadar berdampak panjang kepada bangsa kita yang akan dinilai miskin dan hina. Selain itu akan membuat masyarakat harga dirinya tidak ada.

"Pemerintah harus menaikkan harga dirinya, mengajak ini menjadi konflik terbuka. Karena mereka berkeyakinan Indonesia tidak akan serang balik mereka," jelasnya.

Ray tidak yakin Presiden SBY mampu membawa Indonesia meningkatkan harga dirinya di hadapan Malaysia. Ray membandingkan dengan Presiden RI pertama, Soekarno, yang berani angkat senjata melawan Malaysia.

"Itu yang jadi problem. Kelasnya SBY itu kelasnya pemimpin untuk keluarga bukan untuk bangsa, karena kegiatan SBY yang selalu bercitra akan tidak berlaku dalam masalah ini. Berbeda dengan Presiden Soekarno," tambahnya.

(mpr/nrl)

*) ahh, Saya jadi bingung melihatnya, pinginnya sih kaya mottonya urang jawa barat, gemah ripah repeh rapih.... subur makmur, cukup sandang dan pangan, rukun damai aman sentosa.  Tapi kalo tanah kelahiran tidak dihargai oleh tetangga sebelah gimana donggg??? Padahal Sebagaimana yang dianjurkan Rasulullah dalam sabdanya, "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah memuliakan tetangganya."

**)pagi-pagi, (saya) seorang rakyat jelata begaya ala komentator politik hubungan internasional.

Rabu, 25 Agustus 2010

Penyakit warisan leluhur

duh, penyakit kampung kumat lagi nih....
kalo dulu kumatnya tiap pagi aja bersin-bersin ples idung moncer...
nah sekarang kumatnya makin seenak udelnya aja.  Pagi iya, siang juga ho'oh pas lagi ruang ber AC idung jadi ikutan mampet,,,, mau matiin AC takut dikeroyok orang seruangan... ga dimatiin berisik srat srooot srat sroooot ajah tarik ulur terus..... bikin malu bener deh.  Malam masih juga kumat, ujan turun dikit aja yang kanan mampet yang kiri engga.....
Anehnya kalo pas siang-siang diluar ruangan yang ngga dingin ataupun hujan, panca indra yang satu ini normal-normal aja. Sehat Wal'afiat.
bener bener kampungan deh nih idung.....
Alergi yang satu ini emang turunan warisan nenek moyang.  Dari moyang generasi pertama sampe generasi terakhir rata-rata dapet jatah alergi cuaca ini.  dan kalo udah kumat begini, idung jadi merah gak karuan bagaikan pesolek amatir yang salah memulas blush on di idung, bukan pipi.
Bahkan bapak moyang ku kalo pagi punya bersin yang khas yang bsa didenger ke seantero RT. 003......     Whaaaskkkoooooooom.... begitu bunyinya.... main keras-kerasan suaranya sama ayam pelung Bapak di kandang....

hatchuuuuiiiiim.........

Selasa, 24 Agustus 2010

Dari SDD ke Ari Reda, Sama enaknya, sama indahnya, sama luar biasanya.....

Masih teringat suara bersahaja pak sapardi Djoko Damono (SDD) 12 tahun yang lalu.  Sebenernya aku sudah sering membaca puisi-puisi kakek romantis ini, tapi melihat penampilannya secara langsung benar-benar membuatku menahan napas sesaat saking terpesonanya.  Sayangnya jaman itu belum ada kamera digital (atau sudah ada tapi aku belum punya heee), masih jaman analog yang kalo mau motret kudu beli film dulu terus dicuci jadi negatif film baru dicetak, bagi mahasiswa kere yang masih disubsidi penuh oleh ortu agak berat rasanya....  HaPe pun hanya dimiliki oleh pengusaha-pengusaha saja kala itu, entah sudah ada yang berkamera atau belum yang jelas aku belum punya.  Jadi tak ada acara motret memotret sang idola.  Ya, walaupun baru punya buku Pak SDD cuma sebiji aja 'Hujan Bulan Juni',  tapi sumpehhh saya penggemar berat, perkara gak punya koleksi lengkap adalah karena cari bukunya itu rada susah.... apalagi semenjak menikah dan punya baby emang jarang sekali ke Toko Buku, paling banter ke Perpustaan sebelah ruangan itupun kalo lagi gak ada kerjaan.....


Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikanya abu

Aku ingin mecintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

SDD (1989)

Kebayang gak kalo ada cowok yang buatin puisi seindah dan seromantis itu buat kita... pasti langsung klepek-klepek deh....


Peristiwa Pagi Tadi,

Pagi tadi seorang sopir Oplet bercerita kepada pesuruh kantor
tentang lelaki yang terlanggar motor waktu menyeberang.

Siang tadi pesuruh kantor bercerita kepada tukang warung
tentang sahabatmu yang terlanggar motor waktu menyeberang,
membentur aspal, lalu beramai-ramai diangkat ketepi jalan.

Sore tadi tukang warung bercerita kepadamu tentang aku yang

terlanggar motor waktu menyeberang, membentur aspal, lalu

diangkat beramai ramai ke tepi jalan dan menunggu setengah jam
sebelum dijemput ambulans dan meninggal sesampai di rumah sakit.

Malam ini kau ingin sekali bercerita padaku tentang peristiwa itu.

Perahu Kertas,
Kumpulan Sajak,
1982.


Hari ini bertemu dengan seorang teman yang dulu melihat penampilan Pak SDD bareng.  Dia kasih sebuah keping CD "Gadis Kecil" berisi musikalisasi puisi Pak SDD.  Dibawakan oleh Mbak Reda Gaudiamo dan Ari Malibu.  Suaranya luaaaaaaarrrrrrr biasa bening...... dengarkan petikan gitarnya di 'Nokturno' dan alunan flute (bener gak yah alat musiknya itu??? kalo salah yah maap heeee) yang membuat suasana hati senyap, adeem, saking senyapnya suara krucuk krucuk di perut sampe kedengeran heheheh.....

Aku belum pernah menyaksikan secara langsung penampilan Mbak Reda dan Ari ini, tapi berharap sangat suatu hari nanti mudah-mudahan mereka bisa hadir di UI atau sekitaran Depok.  Sempat searching barusan, kabarnya ada album komersil mereka bertajuk "Becoming Dew" yang juga berisi musikalisasi puisi pak SDD.  Sempat klik link yang ada di blog mereka untuk dengerin Becoming dewnya.. sayangnya ternyata kompie ku belum terinstal windows media player.  Niatin banget sore ini mau cari Becoming dewnya sekalian ngabuburit, tapi dimana yaaaaaaaaaaaaa......????


*Mau upload "Ketika jari-jari bunga terbuka" tapi ga enak belum ijin sama yang punya... nanti deh kapan-kapan nanya dulu sama empunya...... tapi sumpeehhh lagunya ok's banggeeet.....






Senin, 16 Agustus 2010

Dokter Favorit

Urusan pilih-pilih dokter bukanlah hal yang mudah.  Sepengalaman saya waktu hamil Opang dulu, saya sempat 4 kali ganti dokter kandungan.  Awalnya saya berniat mencari Dokter perempuan, saya pikir sesama perempuan tentunya akan lebih paham dengan kondisi kita, dengan harapan saya akan lebih nyaman dan nggak risih.  Akan tetapi setelah 4 kali berganti dokter, saya masih merasa belum sreg juga.  Ketidaksregan saya tersebut umumnya karena para dokter tersebut kurang komunikatif, menjawab pertanyaan dengan seadanya, sebenarnya saya mengerti kondisi mereka, mungkin mereka sudah bosan mendengar pertanyaan pasien Bumil yang rata-rata sama.  Tapi sebagai calon ibu baru saya memiliki banyak pertanyaan dan kekhawatiran akan kehamilan pertama.  Akhirnya saya coba ke dokter cowok.  Dokternya lumayan baik, dia memberi penjelasan dan mau mendengar keluhan pasien.  Mengenai risih atau tidak, ternyata tidak juga karena si dokter punya asisten perempuan yang sama ramahnya. Memang saya mengutamakan memilih dokter kandungan yang biasa2 saja (bukan yang antrian pasiennya bejibun)  yang penting ramah, ketimbang dokter senior yang antriannya banyak dan kadang jutek. bisa dibayangkan gimana rasanya kalo saat kita berjuang melahirkan dikelilingi oleh dokter/suster yang jutek.  Udah nahan sakit, melihat muka dan komentar yang tak enak pula bikin tambah BT (berdasarkan pengalaman kakak saya saat melahirkan).

Usai melahirkan saya mulai cari DSA untuk Opang.  DSA pertama Opang Dokter perempuan, orangnya ramah tapi kalo memberikan resep obat suka berbotol-botol terpisah sehingga merepotkan saya saat menyuruh Opang minum obat (maklum anak-anak suka ogah kalo disuruh minum obat).  Biasanya dia kasih resep Obat penurun panas 1 botol, Vitamin 1 botol, antibiotik 1 botol kadang ditambah puyer pula.  Dokter kedua adalah seorang Bapak, lebih sering dipanggil Opa oleh pasiennya karena udah lumayan senior.  Pasiennya bejibun, saya memilih berobat dirumahnya itupun biasanya saya ambil nomor antrian sehabis sholat Subuh dan datang lagi sekitar jam 8 pagi supaya dapat nomor muda (padahal jarak kerumahnya lumayan jauh). Resep obatnya biasanya hanya dua botol karena biasanya obat sudah dicampur dan aturan minumnya lumayan ketat.  Kalo dokter lain bilang minum obat sehari 3x kalo si Dokter ini harus setiap 7 jam sekali (kalo sakitnya lumayan parah boleh 6 jam sekali), tapi umumnya gak perlu bolak-balik ke dokter lagi karena kalo kita ikutin anjuran minumnya pasti sembuh.  Jadi walaupun siklus 7 jamnya itu jatuh di jam 1 malam saya harus bangunkan Opang untuk minum obat.  Sayangnya dokter tersebut sekarang sudah almarhum.

Di usia 4,5 tahun ini ternyata gigi Opang sudah mulai berlubang (karies) karena masih minum susu botol.  Wah, kalo urusan gigi saya gak mau main-main, karena saya termasuk orang yang sering sakit gigi jadi paham banget gimana rasanya sakit gigi.  Terakhir ketemu dokter gigi sekitar 10 tahun yang lalu.  Saat itu saya cabut gigi di sebuah rumah sakit milik pemerintah dan dokter di rumah sakit ini menyisakan trauma yang mendalam sampai-sampai hingga kini saya kapok kedokter gigi, walaupun hanya untuk membersihkan gigi saja saya tidak berani.  Nah, khawatir giginya Opang bernasib sama dengan saya, kemarin sore saya bawa Opang ke Dokter gigi.  Begitu masuk ruang DGA kami disambut dengan ramah oleh seorang dokter muda nan cantik.  Namanya Dr. Lila.  Dengan ramah dia ajak ngobrol Opang dan memperkenalkan peralatan medisnya yang banyak sekali dengan gaya dan bahasa anak-anak yang lucu.  Baru sebentar saja Opang langsung akrab dengan dokternya, Sedang saya memperhatikan dengan seksama... ternyata dokter gigi tidak mengerikan seperti yang saya pikirkan dan peralatannya sekarang juga sudah lebih canggih.  Dulu saya pernah mengantri di Dokter gigi untuk bersihin gigi tapi waktu mendengar suara mesin mendengung seperti suara mesin bor, langsung saya kabur, tapi sekarang suara mesinnya kelihatannya lebih halus jadi tidak terlalu menyeramkan seperti dulu.  Pulang dari dokter gigi Opang udah gak boleh minum susu botol lagi, karena menurut dokternya percuma giginya dirawat kalo masih minum susu botol pasti rusak lagi, karena sisa susu yang menggenang itu yang menyebabkan karies.

Rabu, 11 Agustus 2010

Running in de Morning.....

Pagi-pagi sekali saya sudah berlari-lari...... tapi udah sekian lama kok rasanya gak nyampe-nyampe ya.... saya masih terus berlari walaupun lutut udah mulai goyang dan nafas mulai terengah-engah... belum lagi perut sebelah kiri terasa kraam... mungkin akibat jarang olah raga, memang terakhir kali saya jogging Tahun 2005 itupun cuma dapet 2 puteran Senayan.  Saya masih terus berlari.. tapi saya juga bingung kenapa pagi-pagi saya lari.... dan mau kemana saya??? saya masih terus berlari... hushushushuh.. napas saya mulai terdengar ngos-ngosan......

hati saya mulai berkata udaaah stooop larinya cape pisaaan euy.... tapi kaki saya masih ngajak lari... degup jantung terdengar keras sekali.. dug..dug.. dug.... tiba-tiba terdengar suara...... tut... tulililit... tulilililit...tulilililit.... sambil masih terengah-engah mata saya terbuka..... ealaaaaaaah... ternyata saya sedang mimpi tooooh..... saved by the bell, thanks god....... baru kali ini saya senang mendengar suara alarm dari HP... biasanya tiap kali terbangun karena alarm itu saya merasa sebel banget.. karena terpaksa harus bangun.

Saya terduduk lemas... mimpi itu terasa nyata sekali, sampe capeknya masih terasa meski udah bangun. 

Lepas sahur dan Sholat Subuh tadi pagi saya memang tidur lagi.  Tidur seusai Sholat subuh memang rasanya nikmaat sekali, mungkin karena perut juga sudah kenyang makan sahur (hmmm mestinya tadarussan ya.... yang ini jgn dicontoh yakkk...)

bicara mengenai mimpi.... ada dua tipe mimpi yang paling saya benci.... salah satunya yaitu tadi, mimpi berlari yang ga jelas juntrungannya dan satu lagi mimpi di selingkuhin....

yang terakhir itu bener-bener nyebelin rasanya... sampe siang pun masih keinget-inget dan kebayang-bayang mimpinya.  Pernah suatu kali saya mimpi mantan pacar saya kepergok selingkuh....... pas ketemu orangnya saya marah-marah dan BT abis seharian.... dia tanya kenapa, saya gak cerita,..... tengsin boooo heheheh... udah dua hari baru lupa tuh mimpi.... ternyata ya yang namanya diselingkuhin, dalam mimpi aja ga enak... gimana kalo kejadian beneran yaaa..... idiih amit-amit deh jangan sampe....

Emang kalo tidur Part II (ngelanjutin tidur) saya suka lupa doa tuh... jadinya mimpinya aneh-aneh deh.... dah, ah masih mau istirahat..... kaki saya masih pegel nih abis marathon....

Jumat, 06 Agustus 2010

W O R S T EXPERIENCE

Pernahkah anda berada dalam ruang kecil tertutup tanpa jendela dan tak ada yang bisa anda lakukan selain menunggu ruangan terbuka???

"Saya pernah... "   *mengacungkan jari tinggi-tinggi
(heheh saya yang nanya saya juga yang jawab, abis celingak-celinguk ga ada orang sih.... )


ceritanya begini.... pagi tadi saya ke belakang (baca: Toilet) , kebetulan toilet ini berada di pojok sekali sehingga sepi dan nyaman.  Nah, kebiasaan karyawan disini adalah mengunci pintu toilet dari dalam agar lebih berasa privacy nya... (meski didalam toilet tersebut terdapat 3 kabin untuk beraktivitas) lagipula toilet sini tidak mengantri karena karyawan lantai 2 tidak terlalu banyak.  Setelah saya beraktivitas diruang kecil tersebut saya hendak keluar, tapi...... ternyata kunci tidak bisa dibuka.  Saya sudah klotak klotek kuncinya baik dengan cara halus maupun kasar tetapi tetap tidak terbuka juga.  Langkah terakhir adalah berteriak dan menggedor pintu, barangkali ada yang mendengar dan berkenan membuka dari luar dengan kunci cadangan (itupun kalu ada).  Lebih dari 10 menit belum juga ada orang yang lewat, kondisinya memang sepi sekali karena mahasiswa masih libur.  Saya makin kalut panik dan pingin nangis rasanya.... (mau dobrak takut kena pasal perusakan barang milik negara, berabe urusannya ganti.....).  Akhirnya saya pasrah dan duduk dilantai kamar mandi (yang tidak bersih) sambil doa moga-moga ada yang lewat.  Bayangkan, sendirian ditempat bercahaya remang tanpa bisa melakukan sesuatu... HP tidak ada, koran pun tidak ada..... yang ada cuma bisa bengong aja... (jelas ga ada enak-enaknya bengong ditempat seperti ini dalam keadaan gelisah). 15 menit berlalu saya coba klotak klotek anak kunci lagi..... anddd yippiiiiiii it wooorkkkks!!!! tak terbayang ekspresi lega saya seperti apa... yang jelas ini merupakan pengalaman terbodoh sepanjang hidup saya.... besok2 saya janji tidak mau kunci kamar mandi lagi tentunya....

Adalagi cerita mantan Bos saya di kantor yang lama.... begini ceritanya.....

Alkisah pada suatu siang si Bos sedang mengurus perijinan di kantor milik pemerintah di bilangan Gambir, ketika urusan selesai, beliau hendak turun menggunakan lift (kebetulan beliau naik sendirian di lift tersebut) saat lift berada di Lt. 7 tiba-tiba lift tersebut berhenti tanpa terbuka pintunya.  Langsung si Bos pencet tombol emergency call dan berbicara dengan petugas di luar, dan dikatakan oleh petugas tersebut (Security) bahwa bos saya agar tenang didalam karena petugas maintenance gedung sedang keluar makan siang....... (Walahhh , masa orang lagi panik disuruh nungguin orang lagi makan) keruan saja Bos saya marah-marah dan menyuruh Security tersebut agar mencari petugas maintenance secepatnya.  Bisa anda bayangkan berada diruang kecil tanpa jendela selama kurang lebih 45 menit dan sendirian pulakk... saya pun pernah ke gedung ini dan diantara tombol-tombol angka yang menunjukkan lantai ada sebuah tombol yang tidak berfungsi (bolong) bertuliskan "HELL" (ditulis dengan spidol)...... gilee beneeer....., makanya setiap kali naik lift ditempat sini rasa was-was selalu menghantui....

Begitulah pengalaman saya, disharing agar teman-teman lebih waspada bila menjumpai tempat-tempat berfasilitas seadanya dan kurang perawatan, agar tidak bernasib sama seperti saya.